Planet Merdeka - Dua sejoli yang akan segera menikah, RN (28) dan MA (20), ternyata tidak berbuat mesum. Peristiwa ini berawal dari si pria datang ke kontrakan si wanita untuk mengantar makanan. Tiba-tiba warga datang menggerebek dan menarik keduanya.
Bukan hanya itu, warga justru memaksa mereka mengaku telah berbuat mesum. Pasangan yang masih sama-sama mengenakan baju itu kemudian diancam akan ditelanjangi.
"Dua-duanya pakai baju. Digedor orang, ditarik bajunya, dibuka oleh oknum itu," kata Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif seperti dilansir dari akun Facebook Yuni Rusmini.
Keduanya difitnah berbuat mesum saat digerebek lalu diarak oleh warga hingga dipaksa ditelanjangi dan menerima penganiayaan.
Sejumlah netizen dijamin geram atas kelakuan masyarakat yang barbar ini. Si wanita yang awalnya memakai baju, ditelanjangi ramai-ramai hingga hanya mengenakan CD. Kejadian itu disaksikan oleh banyak mata. Seolah belum puas, seorang warga justru mendorong-dorong tubuh perempuan tersebut.
Lalu dalam video ada momen yang mana si lelaki berusaha memakaikan kembali kaos biru ke tubuh si perempuan, ia tertatih-tatih sambil dijambak oleh warga. Si pria juga hanya mengenakan CD juga sempat dipaksa dilepas.
Banyak pasang mata yang menyaksikan adegan dramatis yang dilakukan si pria. Seolah tak puas mempermalukan, pasangan yang diarak oleh sejumlah warga di daerah Tangerang tersebut segera direspon oleh polisi setempat.
Jajaran Polresta Tangerang langsung bertindak cepat dengan mengamankan oknum diduga yang terlibat aksi main sendiri. Diungkapkan langsung oleh Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif, sudah ada 3 orang yang diamankan.
Kapolresta Tangerang menjelaskan insiden keji itu terjadi pada hari sabtu malam (11/11/2017). Peristiwa itu berawal saat warga sekitar melakukan penggerebekan yang dilakukan di rumah kontrakan milik si wanita. Lokasinya berada di Kampung Kadu, RT 07/RW 03, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Pasangan tersebut, RN (28) dan MA (20), digrebek warga kemudian dikeroyok hingga mengalami luka-luka, ditelanjangi, hingga diarak ke jalanan. Tak berhenti sampai di situ, rekaman video mereka menjadi viral di dunia maya.
"Kami sudah mengamankan 3 (oknum diduga) pelaku yang melakukan pengeroyokan itu.", Ujar Kapolresta Tangerang.
3 orang telah ditangkap pada hari senin (13/11/2017) berinisial G, T, serta C. Menurut Kapolresta Tangerang, pihaknya tengah mendalami kasus ini. Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan.
Pihak kepolisian akan menindak tegas seluruh pelaku dalam kasus ini dan akan dimintai keterangan untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Korban dalam kondisi trauma dan sedang menjalani visum menurut keterangan polisi.
"Korban dikeroyok di kontrakan si perempuan. Atas kejadian tersebut, mereka luka-luka dan masih dalam perawatan."
Kapolresta Tangerang, AKBP Sabilul Alif juga beberkan fakta mengejutkan bahwa mereka bukan pasangan mesum. Keduanya diketahui tengah sedang menjalin hubungan dan berencana akan menikah.
Si pria datang ke kontrakan pacarnya hanya untuk membawakan makanan. Lalu warga datang dan menuduh mereka pasangan mesum.
"Dia antar makanan. Ke kamar mandi sikat gigi. Namun, "Habis itu keluar, langsung ditarik suruh ngaku. Bila tak mengakui, Ditelanjangi.Tapi yang jelas, aslinya pakai baju," ungkap AKBP Sabilul Alif.
"Dia pakai baju dua-duanya. Digedor-gedor orang, ditarik bajunya, dibuka oleh oknum itu. Tak sekedar menelanjangi, pasangan tersebut juga mendapatkan penganiayaan. Si lelaki, "Kerahnya ditarik," sedangkan si perempuan, "Ditarik kaos ke atas, ditelanjangi, dipukuli, ditampar, lalu digelandang," tambah Kapolresta Tangerang.
Seolah tak puas menyiksa mereka, oknum provokator juga mengajak warga lainnya menonton dan memotret pasangan yang sudah terlanjur ditelanjangi itu.
"Habis itu mereka bilang, 'Ayo selfie, upload,' ada yang bilang begitu, 'Ada yang mesum!'", terang Kapolresta Tangerang.
Dijelaskan lebih lanjut, penegak hukum akan memfokuskan pada tindak kekerasan yang dilakukan oleh warga.
"Yang masalah utama bukan mesummnya tapi masalah tindak pidana kekerasannya. Polisi sering kali terlambat mengambil tindakan. Saya nggak mau itu."